Manusia
dalam Kehidupan Sosial
Pengantar
Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain
sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dikarenakan manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri atau masih membutuhkan bantuan
dari pihak lain. Bersosialisasi pun sangat penting dalam menjalin hubungan yang
baik antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Jika tidak adanya individu,
maka keluarga dan masyarakat pun tidak akan tercipta.
Begitu pula dengan individu, tidak akan bisa berjalan
sendiri jika tidak adanya keluarga dan masyarakat, karena dengan adanya
keluarga dan masyarakat, masing-masing individu dapat mengekspresikan segala
hal yang berhubungan dengan sosial. Aspek individu, keluarga, masyarakat dan
kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan.
Definisi
Manusia
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita
merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia
tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan
dirinya.
Pendapat Aristoteles tentang Manusia
Menurut Aristoteles (384-322 SM), meyatakan bahwa
manusia adalah ZOON POLITICON, artinya pada dasarnya manusia adalah makhluk
yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul dengan manusia, jadi makhluk yang
bermasyarakat . dari sifat suka bergaul dan bermasyarakat itulah manusia
dikenal sebagai makhluk sosial.
Aristoteles mendefinisikan manusia. Aristoteles, seorang filosof Yunani,
terkenal dengan gagasannya tentang manusia sebagai makhluk sosial; makhluk yang
hidup bersama manusia yang lain; makhluk yang ada dan berelasi dengan manusia
lain. Bahwa manusia itu makhluk sosial tidak hanya bermaksud menegaskan ide
tentang kewajiban manusia untuk bersosialisasi dengan sesamanya, melainkan ide
tentang makhluk sosial terutama bermaksud menunjuk langsung pada kesempurnaan
identitas dan jati diri manusia. Mengapa demikian? Sosialitas adalah kodrat
manusia. Manusia tidak bisa hidup sendirian. Manusia memerlukan manusia lain.
Secara kodrati, manusia adalah makhluk yang memiliki
kecenderungan untuk hidup dalam kebersamaan dengan yang lain untuk belajar
hidup sebagai manusia. Manusia adalah makhluk yang mencari kesempurnaan dirinya
dalam tata hidup bersama. Manusia lahir, tumbuh dan menjadi insan dewasa karena
dan bersama manusia lain. Maka definisi manusia sebagai makhluk sosial secara
langsung bermaksud menegaskan bahwa hanya dalam lingkup tata hidup bersama
kesempurnaan manusia akan menemukan kepenuhannya. Hidup dan perkembangan
manusia, bahkan apa yang disebut dengan makna dan nilai kehidupan manusia hanya
mungkin terjadi dalam konteks kebersamaan dengan manusia lain. Makna dan nilai
hidup akan tertuang secara nyata apabila manusia mengamini dan mengakui
eksistensi sesamanya. Juga pemekaran sebuah kepribadian akan mencapai
kepenuhannya jika manusia mampu menerima kehadiran sesamanya.
Definisi Kehidupan Sosial
Di kehidupan kita sebagai anggota
masyarakat istilah sosial sering dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan
dengan manusia dalam masyarakat, seperti kehidupan kaum miskin di kota,
kehidupan kaum berada, kehidupan nelayan dan seterusnya. Dan juga sering
diartikan sebagai suatu sifat yang mengarah pada rasa empati terhadap kehidupan
manusia sehingga memunculkan sifat tolong menolong, membantu dari yang kuat
terhadap yang lemah, mengalah terhadap orang lain, sehingga sering dikataka
sebagai mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Pada dunia pendidikanpun istilah
sosial dipakai untuk menyebut salah satu jurusan yang harus dipilih ketika
memasuki jenjang sekolah menengah atas atau pilihan ketika memasuki perguruan
tinggi, dan jurusan tersebut adalah jurusan yang berkaitan dengan segala
aktivitas yang berkenaan dengan tindakan hubungan antar manusia.
Lebih jauh lagi terdapat dua bidang
ilmu yang ada di dunia ini yaitu ilmu pengetahuan alam dan humaniora, kedua
bidang tersebut mempunyai perbedaan kajian, yaitu bahwa ilmu pengetahuan alam
mengarah pada kajian-kajian yang bersifat alam dan pasti, sedangkan humaniora
berkaitan dengan kemanusiaan, atau sering orang mengartikannya sebagai seni,
bahasa, sastra. Sosial merupakan bidang yang berada di antara humaniora dan
ilmu pengetahuan alam. Atau juga Ilmu pengetahuan alam dilawankan dengan ilmu
pengetahuan sosial atau ilmu sosial.
Sebenarnya apakah yang dimaksud
dengan sosial dari kenyataan-kenyataan tentang istilah tersebut di atas.
Dilihat dari sasaran atau tujuan dari istilah tersebut yang berkaitan dengan
kemanusiaan, maka dapat diasumsikan bahwa semua pernyataan tersebut pada
dasarnya mengarah pada bentuk atau sifatnya yang humanis atau kemanusiaan dalam
artian kelompok, mengarah pada hubungan antar manusia sebagai anggota
masyarakat atau kemasyarakatan. Sehingga dapat dimaksudkan bahwa sosial
merupakan rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang bersumber dari
kebudayaan suatu masyarakat atau komuniti yang digunakan sebagai acuan dalam
berhubungan antar manusia.
Sosial disini yang dimaksudkan
adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam berinteraksi antar
manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti, sebagai acuan berarti sosial
bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan dengan pemahaman terhadap
lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang dimunculkan
oleh individu-individu sebagai anggota suatu masyarakat. Sehingga dengan
demikian, sosial haruslah mencakup lebih dari seorang individu yang terikat
pada satu kesatuan interaksi, karena lebih dari seorang individu berarti
terdapat hak dan kewajiban dari komunitas tersebut.
Manusia dalam Kehidupan Bersosial
Plato mengatakan, mahluk hidup yang disebut manusia
merupakan mahluk sosial dan mahluk yang senang bergaul/berkawan (animal society
= hewan yang bernaluri untuk hidup bersama). Status mahluk sosial selalu
melekat pada diri manusia. Manusia tidak bisa bertahan hidup secara utuh hanya
dengan mengandalkan dirinya sendiri saja. Sejak lahir sampai meninggal dunia,
manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Ciri utama mahluk
sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup menggunakan akal budi
dalam suatu sistem nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup
berbudaya tersebut meliputi filsafat yang terdiri atas pandangan hidup,
politik, teknologi, komunikasi, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
Menurut Aristoteles (384 – 322 SM), manusia adalah
mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama
manusia lainnya (zoon politicon yang artinya mahluk yang selalu hidup
bermasyarakat). Pada diri manusia sejak dilahirkan sudah memiliki
hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhubungan atau hidup di tengah-tengah
manusia lainnya. Naluri manusia untuk hidup bersama dengan manusia lainnya
disebut gregoriousness. Manusia berperan sebagai mahluk individu dan mahluk
sosial yang dapat dibedakan melalui hak dan kewajibannya. Namun keduanya tidak
dapat dipisahkan karena manusia merupakan bagian dari masyarakat. Hubungan
manusia sebagai individu dengan masyarakatnya terjalin dalam keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan martabat setiap
individu diakui secara penuh dalam mencapai kebahagiaan bersama.
Masyarakat merupakan wadah bagi para individu untuk
mengadakan interaksi sosial dan interelasi sosial. Interaksi merupakan
aktivitas timbal balik antarindividu dalam suatu pergaulan hidup bersama.
Interaksi dimaksud, berproses sesuai dengan perkembangan jiwa dan fisik manusia
masing-masing serta sesuai dengan masanya. Pada masa bayi, mereka berinteraksi
dengan keluarganya melalui berbagai kasih sayang.
Ketika sudah bisa berbicara dan berjalan, interaksi
mereka meningkat lebih luas lagi dengan teman-teman sebayanya melalui berbagai
permainan anak-anak atau aktivitas lainnya. Proses interaksi mereka terus
berlanjut sesuai dengan lingkungan dan tingkat usianya, dari mulai interaksi
non formal seperti berteman dan bermasyarakat sampai interaksi formal seperti
berorganisasi, dan lain-lain.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia hidup
bermasyarakat, yaitu:
·
Faktor
alamiah atau kodrat Tuhan
·
Faktor saling memenuhi kebutuhan
·
Faktor saling ketergantungan
Keberadaan semua faktor tersebut dapat diterima oleh
akal sehat setiap manusia, sehingga manusia itu benar-benar bermasyarakat,
sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa hidup bermasyarakat itu bukan
hanya sekadar kodrat Tuhan melainkan juga merupakan suatu kebutuhan bagi jenis
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. ika tingkah laku timbal balik
(interaksi sosial) itu berlangsung berulang kali dan terus menerus, maka
interaksi ini akan berkembang menjadi interelasi sosial. Interelasi sosial
dalam masyarakat akan tampak dalam bentuk sense of belonging yaitu suatu
perasaan hidup bersama, sepergaulan, dan selingkungan yang dilandasi oleh rasa
kemanusiaan yang beradab, kekeluargaan yang harmonis dan kebersatuan yang
mantap.
Dengan demikian tidak setiap kumpulan individu
merupakan masyarakat. Dalam kehidupan sosial terjadi bermacam-macam hubungan
atau kerjasama, antara lain hubungan antarstatus, persahabatan, kepentingan,
dan hubungan kekeluargaan. Sebagai mahluk sosial, manusia dikaruniai oleh Sang
Pencipta antara lain sifat rukun sesama manusia.
Proses Sosial dalam Masyarakat
Dalam kehidupan sehari-hari, individu selalu melakukan
hubungan sosial dengan
individu lain atau kelompok-kelompok tertentu. Hubungan sosial yang terjadi antar individu
maupun antar kelompok tersebut juga dikenal dengan istilah interaksi sosial. Interaksi antara
berbagai segi kehidupan yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari itu akan
membentuk suatu pola hubungan yang saling mempengaruhi sehingga akan membentuk suatu
sistem sosial dalam masyarakat. Keadaan inilah yang dinamakan proses sosial.
Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat tentunya tidak selalu berjalan dengan
tertib dan lancar, karena masyarakat pendukungnya memiliki berbagai macam karakteristik.
individu lain atau kelompok-kelompok tertentu. Hubungan sosial yang terjadi antar individu
maupun antar kelompok tersebut juga dikenal dengan istilah interaksi sosial. Interaksi antara
berbagai segi kehidupan yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari itu akan
membentuk suatu pola hubungan yang saling mempengaruhi sehingga akan membentuk suatu
sistem sosial dalam masyarakat. Keadaan inilah yang dinamakan proses sosial.
Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat tentunya tidak selalu berjalan dengan
tertib dan lancar, karena masyarakat pendukungnya memiliki berbagai macam karakteristik.
Demikian pula halnya dengan interaksi sosial atau
hubungan sosial yang merupakan wujud
dari proses-proses sosial yang ada. Keragaman hubungan sosial itu tampak nyata dalam
struktur sosial masyarakat yang majemuk, contohnya seperti Indonesia.
Keragaman hubungan sosial dalam suatu masyarakat bisa terjadi karena masingmasing suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, bahkan dalam satu suku
bangsa pun memiliki perbedaan.
dari proses-proses sosial yang ada. Keragaman hubungan sosial itu tampak nyata dalam
struktur sosial masyarakat yang majemuk, contohnya seperti Indonesia.
Keragaman hubungan sosial dalam suatu masyarakat bisa terjadi karena masingmasing suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, bahkan dalam satu suku
bangsa pun memiliki perbedaan.
Namun, perbedaan-perbedaan yang ada itu adalah suatu
gejala sosial yang wajar dalam kehidupan sosial. Berdasarkan hal itulah maka didapatkan
suatu pengertian tentang keragaman hubungan sosial, yang merupakan suatu pergaulan
hidup manusia dari berbagai tipe kelompok yang terbentuk melalui interaksi sosial yang
berbeda dalam kehidupan masyarakat.
gejala sosial yang wajar dalam kehidupan sosial. Berdasarkan hal itulah maka didapatkan
suatu pengertian tentang keragaman hubungan sosial, yang merupakan suatu pergaulan
hidup manusia dari berbagai tipe kelompok yang terbentuk melalui interaksi sosial yang
berbeda dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Charles P. Loomis, ciri-ciri interaksi
sosial adalah:
- Jumlah pelaku lebih dari satu orang.
- Komunikasi antarpelaku menggunakan simbol dan lambang.
- Ada dimensi waktu.
- Ada tujuan yang hendak dicapai.
Syarat terjadinya
Interaksi Sosial
Menurut Soerjono
Soekanto, interaksi sosial terjadi karena terpenuhinya 2
syarat, yaitu:
a. Kontak sosial
Dalam Sosiologi, kontak sosial dapat terjadi dengan atau tanpa hubungan fisik.
Kontak sosial memiliki sifat-sifat:
Dalam Sosiologi, kontak sosial dapat terjadi dengan atau tanpa hubungan fisik.
Kontak sosial memiliki sifat-sifat:
·
Bersifat positif jika menghasilkan
kerja sama dan bersifat negatif jika menghasilkan pertikaian.
·
Bersifat primer jika pelaku interaksi
bertemu muka langsung. Bersifat sekunder jika melalui suatu perantara.
b. Komunikasi
Komunikasi memuat komponen-komponen sebagai
berikut:
1.
Komunikator : penyampai pesan
2. Komunikan : penerima pesan
3. Pesan : segala sesuatu
yang disampaikan komunikator
4. Media : sarana untuk
menyampaikan pesan
5. Efek : perubahan yang
terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator
Adanya komunikasi menimbulkan kontak sosial. Akan tetapi, adanya kontak
sosial belum tentu menimbulkan komunikasi. Interaksi sosial juga dapat terjadi
melalui komunikasi nonverbal. Setiap pihak menyadari keberadaan pihak lain yang
dapat menyebabkan perubahan perasaan.
Daftar
Pustaka
·
Maryati,Kun.Suryawati,Juju(2001).Sosiologi Kelas X.Jakarta:Erlangga.
·
Semma,Mansyur(2008).Negara dan Korupsi.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.
·
Abdullah,Mulat,Wigati(2008).Sosiologi SMP.Jakarta:Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar