Topik : Manusia dan Ilmu Pengetahuan
Manusia
Terhadap Ilmu Pengetahuan
Pengantar
“Allah
akan mengangkat orang-orang yang beriman dari kamu dan orang-orang yang ber
ilmu beberapa derajat. Sesungguhnya Allah terhadap apa yang kamu lakukan sangat
teliti.”
(QS. al-Mujadilah: 11)
Ilmu merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan
informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah
bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa
informasi yang didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi
suatu ilmu.
Di kalangan
masyarakat saat ini, bahkan siswa, mahasiswa pun yang tiap harinya ke sekolah,
ke kampus, hilir mudik masuk gedung pendidikan untuk menuntut ilmu, untuk
menambah pengetahuan, yang mestinya mereka tahu akan perbedaan dua kata
tersebut, yang mestinya mereka tahu dengan jelas apa itu ilmu dan pengetahuan,
terkadang mereka masih bingung dengan perbedaan ilmu dan pengetahuan.
Tapi, suatu
pendapat mengatakan, sebenarnya manusia tahu, siswa, mahasiswa, masyarakat
tahu, tapi tidak semua manusia dapat mendefinisikan suatu perkara, tidak semua
manusia bisa mengeluarkan isi dalam pikirannya. Karena terkadang manusia,
sebagian manusia hanya bisa mengeluarkan lewat menulis, bukan karena ia bisu,
tapi kemampuannya untuk berbicara tidak sama dengan manusia yang pada umumnya
suka berbicara.
Ilmu Pengetahuan dan Kaitannya
Dengan Manusia Sebagai Mahluk Berakal
Ilmu atau ilmu
pengetahuan secara bahasa bisa diartikan sebagai memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti
memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui
masalah-masalah sosial, dan sebagainya.
Ilmu
atau ilmu pengetahuan adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu pengetahuan adalah sarana atau
definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa
dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang
sesuatu.
Dalam kata lain
dapat kita ketahui definisi arti ilmu yaitu sesuatu yang didapat dari kegiatan
membaca dan memahami benda-benda maupun peristiwa, diwaktu kecil kita belajar
membaca huruf abjad, lalu berlanjut menelaah kata-kata dan seiring
bertambahnya usia secara sadar atau tidak sadar sebenarnya kita terus belajar
membaca, hanya saja yang dibaca sudah berkembang bukan hanya dalam bentuk
bahasa tulis namun membaca alam semesta seisinya sebagai usaha dalam menemukan
kebenaran. Dengan ilmu maka hidup menjadi mudah, karena ilmu juga merupakan
alat untuk menjalani kehidupan.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan
adalah produk dari epistemologi.
Manusia bila dibanding dengan hewan maka tubuh manusia
lemah. Gajah dapat mengangkat beban yang sangat berat, kuda dapat berlari
sangat cepat. Mengingat manusia mempunyai akal dan budi serta kemauan yang
sangat kuat. Sehingga manusia dapat mengangkat beban lebih berat dan berlari
sangat cepat bila dibanding dengan gajah dan kuda yaitu, menusia dengan akal
dan budi dapat menciptakan teknologi berupa mesin hidrolik dan pesawat jet.
Kuriositas
atau rasa ingin tahu manusia terus berkembang. Hewan juga mempunyai rasa ingin
tahu, tetapi didorong oleh naluri (insting). Naluri hewan bertitik tolak untuk
dapat mempertahankan hidupnya, dan sifatnya tetap sepanjang tahun. Manusia
disamping mempunyai kuriositas juga dilengkapi akal dan budi. Sehingga rasa
ingin tahu dapat berkembang dan tidak pernah ada puasnya .
Untuk dapat memuaskan rasa ingin tahu (rahasia alam)
manusia menggunakan pengamatan dan pengalaman serta menggunakan logika, maka
akhirnya munculah pengetahuan.
Pengetahuan adalah kumpulan fakta-fakta . Tanggapan
terhadap gejala-gejala alam merupakan suatu pengalaman. Pengalaman merupakan
salah satu terbentuknya pengetahuan. Perkembangan pengetahuan karena didorong
dua faktor pertama untuk memuaskan diri guna memahami hakekat kebenaran dan
kedua untuk meningkatkan status (taraf hidup).
Dorongan pertama akan memperoleh pengetahuan murni
(teroritis) dan dorongan kedua akan memperoleh pengetahuan praktis (aplikasi)
atau ilmu terapan, ilmu alamiah merupakan kegiatan manusia yang bersifat
dinamis, artinya kegiatan yang tiada henti. Dari hasil percobaan akan
memperoleh konsep (teori) baru yang selanjutnya akan mendorong manusia untuk
melakukan percobaan, demikian seterusnya.
Dimana kita hidup?, Kapan kita dilahirkan?, tanaman
apa yang membuat kita bersin-bersin?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah
sesuatu yang berasal dari ketidak-tahuan, jawaban dari ketidak-tahuan itu
adalah ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan maka terjawablah semua
pertanyaan karena pada dasarnya ilmu pengertahuan itu tercipta dari rasa
penasaran seseorang, kemudian ketika dia mencari tau tentang seluk-beluk
yang tidak dia ketahui maka dia akan mencari dengan segala cara agar rasa
penasarannya itu terpenuhi.
Misalnya, ketika seorang bayi yang belum mengerti apa
itu sebuah bola karena akalnya baru bisa berfungsi, maka dia akan menjilati
bola itu, merabanya, mencium baunya kemudian memukul-mukulnya untuk mengetahui
apa yang bakal terjadi terhadap bola. Dan untuk seseorang tau akan suatu hal
yang dia penasaran untuk ketahui tidak cukup sekali proses, butuh beberapa kali
percobaan agar rasa ingin tahunya itu terpuaskan, hal ini disebut dengan
eksperimen.
Ilmu
pengetahuan berawal dari alamiah dan sifat logis manusia
Yang mendasari ilmu pengetahuan manusia berasal dari
sifat alamiah manusia sebagai pemilik dan pengguna akal, akal kita akan selalu
merekam apa yang kita lihat, apa yang kita dengar , apa yang kita cium, apa
yang kita sentuh dan raba dan apa yang terecap berupa rasa di lidah kita.
Kemudian otak akan mengolah data yang diterima dan diterjemahkan menjadi
pengetahuan.
Adapun logika manusia membuat pengalaman panca indera
kita lebih luas lagi, sifat logis menjadi mesiu pemicu akal kita untuk
memikirkan secara sesuatu lebih luas dan mendalam. Logika manusia juga
mendasari segala macam bentuk pertanyaan dan logika juga menemukan jawabannya
melalui pengalaman dan pada akhirnya menjadikannya sebagai ilmu
pengetahuan.
Ilmu
pengetahuan sebagai anugerah Tuhan
Tuhan Sang Maha Pencipta akal, menjadikan manusia itu
berbeda dengan binatang karena akal dan kecerdasannya. Manusia yang memiliki
akal akan senantiasa menggunakan akalnya untuk diisi dengan ilmu pengetahuan
dari yang paling dasar seperti cara bertahan hidup sampai yang paling mendetail
tentang alam semesta beserta planet, galaksi dan bintang-bintang. Sebagai
makhluk tuhan maka sepatutnya bagi kita mensyukuri nikmat akal yang diberikan
dengan menggunakannya untuk menggali dan memahami seluruh ciptaan Tuhan.
Ilmu pengetahuan menjelaskan yang lalu dan
yang akan datang
Sebagai manusia yang hidup di masa sekarang, kebutuhan
akan ilmu pengetahuan tentang suatu yang sudah lalu adalah suatu yang penting.
Hal ini dikarenakan kita sebagai manusia mesti mengetahui apa yang sudah
terjadi dalam kehidupan kita atau sebelum adanya kita di dunia dalam bentuk
makhluk hidup, kita jadi tahu apa yang dilakukan manusia sebelum kita melalui
sejarah, kita jadi mengerti kenapa zaman dahulu spesies makhluk bernama
dinosaurus bisa punah, bahkan jika ditarik lebih jauh lagi, kita bisa
mengetahui bagaimana proses terjadinya planet bumi dan alam semesta ini.
Ilmu pengetahuan mengenai sesuatu yang akan datang
juga merupakan hal yang penting, manusia bisa menjadi modern dan faham terhadap
teknologi seperti sekarang ini karena manusia selalu memikirkan akan kebutuhan
dan keinginannya di masa depan. Untuk memenuhi perkembangan zaman, dibuatlah
alat komunikasi canggih yang bisa menghubungi manusia satu sama lain di tempat
yang berjauhan. Hal ini berawal dari manusia yang memikirkan masa depannya.
Pengetahuan mengenai masa depan ini akan memberikan manfaat bagi generasi
selanjutnya.
Ciri-ciri ilmu pengetahuan yang baik dan benar :
1 . Objektif
Ilmu pengetahuan harus memiliki objek yang ingin
diketahui. Objek ilmu pengetahuan itu memiliki dua kemungkinan yaitu ada atau
tidak ada. Oleh karena itu harus diuji objek pengetahuan itu mengenai
kebenarannya. Dalam mencari objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
kesesuaian antara pengetahuan dengan objek, sehingga disebut kebenaran
objektif, bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjangnya.
Contoh : Mengetahui
tentang kenapa terjadi suhu dingin di malam hari, kesimpulan
harus diambil karena fakta yang terjadi
pada objeknya berupa cuaca adalah
karena tekanan udara pada malam hari rendah
menghasilkan udara dingin,
bukan dari subjek diri kita karena kulit
dan tubuh kita merasakan dingin.
2. Metodis
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya,
harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal
dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti : cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk
pada metode ilmiah.
Contoh : Meniliti tentang tingkah laku hewan lalat, maka ada langkah yang ditempuh yaitu diamati dengan alat pembesar
dan diumpan agar tertarik, ini yang menjadi
cara bagi kita untuk mengetahui tingkah laku si lalat.
3. Sistematis
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang
berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut
objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat
merupakan syarat ilmu yang baik dan benar ketiga.
Contoh
: Mengetahui proses pembentukan janin
didalam rahim, maka harus kita ketahui secara runut mana yang
lebih dahulu dalam proses terjadinya
janin didalam rahim. Tidak sistematis
apabila kita mengambil kesimpulan mengenai proses janin hanya dengan melihat
ketika kelahiran tentu hal ini
menjadikan pengetahuan jadi tidak
sistematis.
4. Universal
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak
bersifat tertentu).
Contoh : Semua segitiga bersudut
180º. Karenanya universal merupakan
syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu - ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu - ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu
sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Daftar Pustaka
Akhyar,Mustafa(2013).Ilmu Pengetahuan dan Kaitannya dengan
Manusia sebagai Makhluk Berakal.Jakarta:Kompas.