Sabtu, 19 Oktober 2013

Manusia Terhadap Ilmu Pengetahuan





Topik : Manusia dan Ilmu Pengetahuan


Manusia Terhadap Ilmu Pengetahuan


Pengantar               

“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dari kamu dan orang-orang yang ber ilmu beberapa derajat. Sesungguhnya Allah terhadap apa yang kamu lakukan sangat teliti.”
(QS. al-Mujadilah: 11)




            Ilmu merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa informasi yang didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi suatu ilmu.

            Di kalangan masyarakat saat ini, bahkan siswa, mahasiswa pun yang tiap harinya ke sekolah, ke kampus, hilir mudik masuk gedung pendidikan untuk menuntut ilmu, untuk menambah pengetahuan, yang mestinya mereka tahu akan perbedaan dua kata tersebut, yang mestinya mereka tahu dengan jelas apa itu ilmu dan pengetahuan, terkadang mereka masih bingung dengan perbedaan ilmu dan pengetahuan.

            Tapi, suatu pendapat mengatakan, sebenarnya manusia tahu, siswa, mahasiswa, masyarakat tahu, tapi tidak semua manusia dapat mendefinisikan suatu perkara, tidak semua manusia bisa mengeluarkan isi dalam pikirannya. Karena terkadang manusia, sebagian manusia hanya bisa mengeluarkan lewat menulis, bukan karena ia bisu, tapi kemampuannya untuk berbicara tidak sama dengan manusia yang pada umumnya suka berbicara. 


Ilmu Pengetahuan dan Kaitannya Dengan Manusia Sebagai Mahluk Berakal

Ilmu atau ilmu pengetahuan secara bahasa bisa diartikan sebagai memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.

Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu pengetahuan adalah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu.

Dalam  kata lain dapat kita ketahui definisi arti ilmu yaitu sesuatu yang didapat dari kegiatan membaca dan memahami benda-benda maupun peristiwa, diwaktu kecil kita belajar membaca huruf abjad, lalu berlanjut menelaah kata-kata  dan seiring bertambahnya usia secara sadar atau tidak sadar sebenarnya kita terus belajar membaca, hanya saja yang dibaca sudah berkembang bukan hanya dalam bentuk bahasa tulis namun membaca alam semesta seisinya sebagai usaha dalam menemukan kebenaran. Dengan ilmu maka hidup menjadi mudah, karena ilmu juga merupakan alat untuk menjalani kehidupan.

Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Manusia bila dibanding dengan hewan maka tubuh manusia lemah. Gajah dapat mengangkat beban yang sangat berat, kuda dapat berlari sangat cepat. Mengingat manusia mempunyai akal dan budi serta kemauan yang sangat kuat. Sehingga manusia dapat mengangkat beban lebih berat dan berlari sangat cepat bila dibanding dengan gajah dan kuda yaitu, menusia dengan akal dan budi dapat menciptakan teknologi berupa mesin hidrolik dan pesawat jet.

            Kuriositas atau rasa ingin tahu manusia terus berkembang. Hewan juga mempunyai rasa ingin tahu, tetapi didorong oleh naluri (insting). Naluri hewan bertitik tolak untuk dapat mempertahankan hidupnya, dan sifatnya tetap sepanjang tahun. Manusia disamping mempunyai kuriositas juga dilengkapi akal dan budi. Sehingga rasa ingin tahu dapat berkembang dan tidak pernah ada puasnya .

Untuk dapat memuaskan rasa ingin tahu (rahasia alam) manusia menggunakan pengamatan dan pengalaman serta menggunakan logika, maka akhirnya munculah pengetahuan.

Pengetahuan adalah kumpulan fakta-fakta . Tanggapan terhadap gejala-gejala alam merupakan suatu pengalaman. Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan. Perkembangan pengetahuan karena didorong dua faktor pertama untuk memuaskan diri guna memahami hakekat kebenaran dan kedua untuk meningkatkan status (taraf hidup).

Dorongan pertama akan memperoleh pengetahuan murni (teroritis) dan dorongan kedua akan memperoleh pengetahuan praktis (aplikasi) atau ilmu terapan, ilmu alamiah merupakan kegiatan manusia yang bersifat dinamis, artinya kegiatan yang tiada henti. Dari hasil percobaan akan memperoleh konsep (teori) baru yang selanjutnya akan mendorong manusia untuk melakukan percobaan, demikian seterusnya.

Dimana kita hidup?, Kapan kita dilahirkan?, tanaman apa yang membuat kita bersin-bersin?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sesuatu yang berasal dari ketidak-tahuan, jawaban dari ketidak-tahuan itu adalah ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan maka terjawablah semua pertanyaan karena pada dasarnya ilmu pengertahuan itu tercipta dari rasa penasaran seseorang,  kemudian ketika dia mencari tau tentang seluk-beluk yang tidak dia ketahui maka dia akan mencari dengan segala cara agar rasa penasarannya itu terpenuhi. 

Misalnya, ketika seorang bayi yang belum mengerti apa itu sebuah bola karena akalnya baru bisa berfungsi, maka dia akan menjilati bola itu, merabanya, mencium baunya kemudian memukul-mukulnya untuk mengetahui apa yang bakal terjadi terhadap bola. Dan untuk seseorang tau akan suatu hal yang dia penasaran untuk ketahui tidak cukup sekali proses, butuh beberapa kali percobaan agar rasa ingin tahunya itu terpuaskan, hal ini disebut dengan eksperimen.


Ilmu pengetahuan berawal dari alamiah dan sifat logis manusia

Yang mendasari ilmu pengetahuan manusia berasal dari sifat alamiah manusia sebagai pemilik dan pengguna akal, akal kita akan selalu merekam apa yang kita lihat, apa yang kita dengar , apa yang kita cium, apa yang kita sentuh dan raba dan apa yang terecap berupa rasa di lidah kita. Kemudian otak akan mengolah data yang diterima dan diterjemahkan menjadi pengetahuan.

Adapun logika manusia membuat pengalaman panca indera kita lebih luas lagi, sifat logis menjadi mesiu pemicu akal kita untuk memikirkan secara sesuatu lebih luas dan mendalam. Logika manusia juga mendasari segala macam bentuk pertanyaan dan logika juga menemukan jawabannya melalui pengalaman dan pada akhirnya menjadikannya sebagai ilmu
pengetahuan.


Ilmu pengetahuan sebagai anugerah Tuhan
Tuhan Sang Maha Pencipta akal, menjadikan manusia itu berbeda dengan binatang karena akal dan kecerdasannya. Manusia yang memiliki akal akan senantiasa menggunakan akalnya untuk diisi dengan ilmu pengetahuan dari yang paling dasar seperti cara bertahan hidup sampai yang paling mendetail tentang alam semesta beserta planet, galaksi dan bintang-bintang. Sebagai makhluk tuhan maka sepatutnya bagi kita mensyukuri nikmat akal yang diberikan dengan menggunakannya untuk menggali dan memahami seluruh ciptaan Tuhan.


 

Ilmu pengetahuan menjelaskan yang lalu dan yang akan datang

Sebagai manusia yang hidup di masa sekarang, kebutuhan akan ilmu pengetahuan tentang suatu yang sudah lalu adalah suatu yang penting. Hal ini dikarenakan kita sebagai manusia mesti mengetahui apa yang sudah terjadi dalam kehidupan kita atau sebelum adanya kita di dunia dalam bentuk makhluk hidup, kita jadi tahu apa yang dilakukan manusia sebelum kita melalui sejarah, kita jadi mengerti kenapa zaman dahulu spesies makhluk bernama dinosaurus bisa punah, bahkan jika ditarik lebih jauh lagi, kita bisa mengetahui bagaimana proses terjadinya planet bumi dan alam semesta ini.

Ilmu pengetahuan mengenai sesuatu yang akan datang juga merupakan hal yang penting, manusia bisa menjadi modern dan faham terhadap teknologi seperti sekarang ini karena manusia selalu memikirkan akan kebutuhan dan keinginannya di masa depan. Untuk memenuhi perkembangan zaman, dibuatlah alat komunikasi canggih yang bisa menghubungi manusia satu sama lain di tempat yang berjauhan. Hal ini berawal dari manusia yang memikirkan masa depannya. Pengetahuan mengenai masa depan ini akan memberikan manfaat bagi generasi selanjutnya.



Ciri-ciri ilmu pengetahuan yang baik dan benar :

1 . Objektif
Ilmu pengetahuan harus memiliki objek yang ingin diketahui. Objek ilmu pengetahuan itu memiliki dua kemungkinan yaitu ada atau tidak ada. Oleh karena itu harus diuji objek pengetahuan itu mengenai kebenarannya. Dalam mencari objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni kesesuaian antara pengetahuan dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif, bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjangnya.

Contoh :  Mengetahui tentang kenapa terjadi suhu dingin di malam hari, kesimpulan
     harus diambil karena fakta yang terjadi pada objeknya berupa cuaca adalah
     karena tekanan udara pada malam hari rendah menghasilkan udara dingin,
     bukan dari subjek diri kita karena kulit dan tubuh kita merasakan dingin.

2. Metodis
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti : cara,  jalan. Secara umum metodis berarti metode  tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.

Contoh :  Meniliti tentang tingkah laku hewan  lalat, maka ada langkah yang  ditempuh yaitu diamati dengan alat pembesar dan diumpan agar tertarik, ini yang  menjadi cara bagi kita untuk mengetahui tingkah laku si lalat.

3. Sistematis
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan  menjelaskan suatu objek,  ilmu harus terurai dan terumuskan dalam  hubungan  yang teratur dan  logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh,  menyeluruh,  terpadu , dan mampu  menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun  secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang baik dan benar ketiga.

Contoh :  Mengetahui proses pembentukan janin didalam  rahim,  maka harus kita ketahui secara runut mana yang lebih dahulu dalam  proses terjadinya janin didalam  rahim. Tidak sistematis apabila kita mengambil kesimpulan  mengenai proses janin hanya dengan melihat ketika kelahiran  tentu hal ini menjadikan  pengetahuan  jadi  tidak sistematis.

Kebenaran yang hendak dicapai adalah  kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu).

Contoh :  Semua segitiga bersudut 180º.  Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.  Belakangan  ilmu - ilmu sosial menyadari  kadar  ke-umum-an  (universal)  yang  dikandungnya  berbeda dengan  ilmu - ilmu alam mengingat objeknya adalah  tindakan manusia. Karena itu untuk  mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.




Daftar Pustaka

Akhyar,Mustafa(2013).Ilmu Pengetahuan dan Kaitannya dengan Manusia sebagai Makhluk Berakal.Jakarta:Kompas.

Manusia dalam Kehidupan Sosial


Manusia dalam  Kehidupan Sosial




Pengantar

Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri atau masih membutuhkan bantuan dari pihak lain. Bersosialisasi pun sangat penting dalam menjalin hubungan yang baik antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Jika tidak adanya individu, maka keluarga dan masyarakat pun tidak akan tercipta.

Begitu pula dengan individu, tidak akan bisa berjalan sendiri jika tidak adanya keluarga dan masyarakat, karena dengan adanya keluarga dan masyarakat, masing-masing individu dapat mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan sosial. Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan.



Definisi Manusia
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
Pendapat Aristoteles tentang Manusia
Menurut Aristoteles (384-322 SM), meyatakan bahwa manusia adalah ZOON POLITICON, artinya pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul dengan manusia, jadi makhluk yang bermasyarakat . dari sifat suka bergaul dan bermasyarakat itulah manusia dikenal sebagai makhluk sosial.
Aristoteles mendefinisikan  manusia. Aristoteles, seorang filosof Yunani, terkenal dengan gagasannya tentang manusia sebagai makhluk sosial; makhluk yang hidup bersama manusia yang lain; makhluk yang ada dan berelasi dengan manusia lain. Bahwa manusia itu makhluk sosial tidak hanya bermaksud menegaskan ide tentang kewajiban manusia untuk bersosialisasi dengan sesamanya, melainkan ide tentang makhluk sosial terutama bermaksud menunjuk langsung pada kesempurnaan identitas dan jati diri manusia. Mengapa demikian? Sosialitas adalah kodrat manusia. Manusia tidak bisa hidup sendirian. Manusia memerlukan manusia lain.
Secara kodrati, manusia adalah makhluk yang memiliki kecenderungan untuk hidup dalam kebersamaan dengan yang lain untuk belajar hidup sebagai manusia. Manusia adalah makhluk yang mencari kesempurnaan dirinya dalam tata hidup bersama. Manusia lahir, tumbuh dan menjadi insan dewasa karena dan bersama manusia lain. Maka definisi manusia sebagai makhluk sosial secara langsung bermaksud menegaskan bahwa hanya dalam lingkup tata hidup bersama kesempurnaan manusia akan menemukan kepenuhannya. Hidup dan perkembangan manusia, bahkan apa yang disebut dengan makna dan nilai kehidupan manusia hanya mungkin terjadi dalam konteks kebersamaan dengan manusia lain. Makna dan nilai hidup akan tertuang secara nyata apabila manusia mengamini dan mengakui eksistensi sesamanya. Juga pemekaran sebuah kepribadian akan mencapai kepenuhannya jika manusia mampu menerima kehadiran sesamanya.

Definisi Kehidupan Sosial
Di kehidupan kita sebagai anggota masyarakat istilah sosial sering dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan manusia dalam masyarakat, seperti kehidupan kaum miskin di kota, kehidupan kaum berada, kehidupan nelayan dan seterusnya. Dan juga sering diartikan sebagai suatu sifat yang mengarah pada rasa empati terhadap kehidupan manusia sehingga memunculkan sifat tolong menolong, membantu dari yang kuat terhadap yang lemah, mengalah terhadap orang lain, sehingga sering dikataka sebagai mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Pada dunia pendidikanpun istilah sosial dipakai untuk menyebut salah satu jurusan yang harus dipilih ketika memasuki jenjang sekolah menengah atas atau pilihan ketika memasuki perguruan tinggi, dan jurusan tersebut adalah jurusan yang berkaitan dengan segala aktivitas yang berkenaan dengan tindakan hubungan antar manusia.
Lebih jauh lagi terdapat dua bidang ilmu yang ada di dunia ini yaitu ilmu pengetahuan alam dan humaniora, kedua bidang tersebut mempunyai perbedaan kajian, yaitu bahwa ilmu pengetahuan alam mengarah pada kajian-kajian yang bersifat alam dan pasti, sedangkan humaniora berkaitan dengan kemanusiaan, atau sering orang mengartikannya sebagai seni, bahasa, sastra. Sosial merupakan bidang yang berada di antara humaniora dan ilmu pengetahuan alam. Atau juga Ilmu pengetahuan alam dilawankan dengan ilmu pengetahuan sosial atau ilmu sosial.
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan sosial dari kenyataan-kenyataan tentang istilah tersebut di atas. Dilihat dari sasaran atau tujuan dari istilah tersebut yang berkaitan dengan kemanusiaan, maka dapat diasumsikan bahwa semua pernyataan tersebut pada dasarnya mengarah pada bentuk atau sifatnya yang humanis atau kemanusiaan dalam artian kelompok, mengarah pada hubungan antar manusia sebagai anggota masyarakat atau kemasyarakatan. Sehingga dapat dimaksudkan bahwa sosial merupakan rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang bersumber dari kebudayaan suatu masyarakat atau komuniti yang digunakan sebagai acuan dalam berhubungan antar manusia.
Sosial disini yang dimaksudkan adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti, sebagai acuan berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota suatu masyarakat. Sehingga dengan demikian, sosial haruslah mencakup lebih dari seorang individu yang terikat pada satu kesatuan interaksi, karena lebih dari seorang individu berarti terdapat hak dan kewajiban dari komunitas tersebut.

Manusia dalam Kehidupan Bersosial
Plato mengatakan, mahluk hidup yang disebut manusia merupakan mahluk sosial dan mahluk yang senang bergaul/berkawan (animal society = hewan yang bernaluri untuk hidup bersama). Status mahluk sosial selalu melekat pada diri manusia. Manusia tidak bisa bertahan hidup secara utuh hanya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja. Sejak lahir sampai meninggal dunia, manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Ciri utama mahluk sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup menggunakan akal budi dalam suatu sistem nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya tersebut meliputi filsafat yang terdiri atas pandangan hidup, politik, teknologi, komunikasi, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
Menurut Aristoteles (384 – 322 SM), manusia adalah mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya (zoon politicon yang artinya mahluk yang selalu hidup bermasyarakat). Pada diri manusia sejak dilahirkan sudah memiliki hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhubungan atau hidup di tengah-tengah manusia lainnya. Naluri manusia untuk hidup bersama dengan manusia lainnya disebut gregoriousness. Manusia berperan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang dapat dibedakan melalui hak dan kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia merupakan bagian dari masyarakat. Hubungan manusia sebagai individu dengan masyarakatnya terjalin dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan martabat setiap individu diakui secara penuh dalam mencapai kebahagiaan bersama.
Masyarakat merupakan wadah bagi para individu untuk mengadakan interaksi sosial dan interelasi sosial. Interaksi merupakan aktivitas timbal balik antarindividu dalam suatu pergaulan hidup bersama. Interaksi dimaksud, berproses sesuai dengan perkembangan jiwa dan fisik manusia masing-masing serta sesuai dengan masanya. Pada masa bayi, mereka berinteraksi dengan keluarganya melalui berbagai kasih sayang.
Ketika sudah bisa berbicara dan berjalan, interaksi mereka meningkat lebih luas lagi dengan teman-teman sebayanya melalui berbagai permainan anak-anak atau aktivitas lainnya. Proses interaksi mereka terus berlanjut sesuai dengan lingkungan dan tingkat usianya, dari mulai interaksi non formal seperti berteman dan bermasyarakat sampai interaksi formal seperti berorganisasi, dan lain-lain.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia hidup bermasyarakat, yaitu: 



·         Faktor alamiah atau kodrat Tuhan  
·         Faktor saling memenuhi kebutuhan
·         Faktor saling ketergantungan

Keberadaan semua faktor tersebut dapat diterima oleh akal sehat setiap manusia, sehingga manusia itu benar-benar bermasyarakat, sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa hidup bermasyarakat itu bukan hanya sekadar kodrat Tuhan melainkan juga merupakan suatu kebutuhan bagi jenis manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. ika tingkah laku timbal balik (interaksi sosial) itu berlangsung berulang kali dan terus menerus, maka interaksi ini akan berkembang menjadi interelasi sosial. Interelasi sosial dalam masyarakat akan tampak dalam bentuk sense of belonging yaitu suatu perasaan hidup bersama, sepergaulan, dan selingkungan yang dilandasi oleh rasa kemanusiaan yang beradab, kekeluargaan yang harmonis dan kebersatuan yang mantap.
Dengan demikian tidak setiap kumpulan individu merupakan masyarakat. Dalam kehidupan sosial terjadi bermacam-macam hubungan atau kerjasama, antara lain hubungan antarstatus, persahabatan, kepentingan, dan hubungan kekeluargaan. Sebagai mahluk sosial, manusia dikaruniai oleh Sang Pencipta antara lain sifat rukun sesama manusia.


Proses Sosial dalam Masyarakat

Dalam kehidupan sehari-hari, individu selalu melakukan hubungan sosial dengan
individu lain atau kelompok-kelompok tertentu. Hubungan sosial yang terjadi antar individu
maupun antar kelompok tersebut juga dikenal dengan istilah interaksi sosial. Interaksi antara
berbagai segi  kehidupan yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari itu akan
membentuk suatu pola hubungan yang saling mempengaruhi sehingga akan membentuk suatu
sistem sosial dalam masyarakat. Keadaan inilah yang dinamakan proses sosial.
Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat tentunya tidak selalu berjalan dengan
tertib dan lancar, karena masyarakat pendukungnya memiliki berbagai macam karakteristik.

Demikian pula halnya dengan interaksi sosial atau hubungan sosial yang merupakan wujud
dari proses-proses sosial yang ada. Keragaman hubungan sosial itu tampak nyata dalam
struktur sosial masyarakat yang majemuk, contohnya seperti Indonesia.
Keragaman hubungan sosial dalam suatu masyarakat bisa terjadi karena masingmasing suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, bahkan dalam satu suku
bangsa pun memiliki perbedaan.

Namun, perbedaan-perbedaan yang ada itu adalah suatu
 gejala sosial yang wajar dalam kehidupan sosial. Berdasarkan hal itulah maka didapatkan
suatu pengertian tentang  keragaman hubungan sosial, yang merupakan  suatu pergaulan
hidup manusia dari berbagai tipe kelompok yang terbentuk melalui interaksi sosial yang
berbeda dalam kehidupan masyarakat.

Menurut Charles P. Loomis, ciri-ciri interaksi sosial adalah:
  1. Jumlah pelaku lebih dari satu orang.
  2. Komunikasi antarpelaku menggunakan simbol dan lambang.
  3. Ada dimensi waktu.
  4. Ada tujuan yang hendak dicapai.

Syarat terjadinya Interaksi Sosial 
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial terjadi karena terpenuhinya 2 syarat, yaitu:
a. Kontak sosial 
Dalam Sosiologi, kontak sosial dapat terjadi dengan atau tanpa hubungan fisik.
Kontak sosial memiliki sifat-sifat:
·         Bersifat positif jika menghasilkan kerja sama dan bersifat negatif jika menghasilkan pertikaian.
·         Bersifat primer jika pelaku interaksi bertemu muka langsung. Bersifat sekunder jika melalui suatu perantara.




b. Komunikasi
Komunikasi memuat komponen-komponen sebagai berikut:         
1.      Komunikator : penyampai pesan
2.      Komunikan : penerima pesan
3.      Pesan : segala sesuatu yang disampaikan komunikator
4.      Media : sarana untuk menyampaikan pesan
5.      Efek : perubahan yang terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator 
Adanya komunikasi menimbulkan kontak sosial. Akan tetapi, adanya kontak sosial belum tentu menimbulkan komunikasi. Interaksi sosial juga dapat terjadi melalui komunikasi nonverbal. Setiap pihak menyadari keberadaan pihak lain yang dapat menyebabkan perubahan perasaan.





Daftar Pustaka
·         Maryati,Kun.Suryawati,Juju(2001).Sosiologi Kelas X.Jakarta:Erlangga.
·         Semma,Mansyur(2008).Negara dan Korupsi.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

·         Abdullah,Mulat,Wigati(2008).Sosiologi SMP.Jakarta:Grasindo.