-- Inilah Alasan
Mengapa Nabi Besar Muhammad SAW Sangat Menyayangi Kucing ---
§ Keajaiban Hewan Yang Bernama Kucing
Di dalam perkembangan
peradaban Islam, kucing hadir sebagai teman sejati dalam setiap nafas dan
perkembangan Islam. Dan ternyata, bahwa binatang yang lucu dan manja ini telah
berbaur dengan kehidupan manusia sejak kira-kira 3.500 tahun lalu, sejak bangsa
mesir menggunakan mereka untuk mengusir tikus atau hewan pengerat lainnya yang
kerap merusak panen mereka. Nah, walau sering melihat kucing, masih banyak hal
yang belum kita ketahui tentang hewan ini. Mari kita mengenal mereka lebih
dekat lagi...!
Pada tahun 1800
ditemukan sebuah kuburan yang berisikan 300.000 mumi kucing. Bagi bangsa Mesir
kuno, kucing adalah hewan suci. Mereka menganggap kucing sebagai penjelmaan
Dewi Bast. Apabila ada yang berani membunuh kucing, maka ia akan diberi hukuman
mati. Pada tahun tersebut, kucing yang mati juga akan dimumikan seperti halnya
manusia.
Dan di antara kita
pasti sering mendengar kalau Rasululloh S.A.W. sangat menyayangi kucing...dan
bahkan Rasululloh S.A.W. juga sangat perhatian dan sayang terhadap semua
binatang, mereka semua diperlakukan secara baik oleh Rasululloh S.A.W.
Seperti terdapat dalam
kisah berikut ini :
Suatu hari ketika
Rasululloh S.A.W. keluar dari mesjid, Beliau mendapati seekor burung yang di
jadikan mainan oleh seorang anak kecil. Kaki burung tersebut di ikat dengan
seutas tali, lalu diseret-seret sambil berlari. Bagi si anak ini mungkin
permainan tersebut sangat mengasyikkan. Lalu Rasululloh S.A.W. menghampiri anak
tersebut dan berkata, "Ya Umair (panggilan kesayangan untuk Umar) kenapa
burung tersebut engkau tarik-tarik, bagaimana kalau burungnya saya beli".
Karena si anak setuju, maka akhirnya Rasululloh S.A.W. membeli burung tersebut
dan dirawat di rumah. Dan setelah burung tersebut sembuh, maka akhirnya
Rasululloh S.A.W. melepaskannya.
Ketika Rasululloh
S.A.W. melihat orang-orang yang menjadikan burung sebagai sasaran anak panah,
maka Beliau SAW bersabda, "Allah melaknat siapa saja yang menjadikan
sesuatu yang bernyawa sebagai sasaran".
(Hadits Abu Daud
dengan sanad shahih)
Menyayangi sesama
makhluk Allah S.W.T. adalah sebuah perbuatan yang di anjurkan dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk juga kepada binatang...karena mereka juga makhluk Allah
yang berhak mendapat kebebasan dan ketentraman dalam hidupnya. Penyiksaan
terhadap binatang bukan dengan alasan yang hak...dan tergolong perbuatan dosa.
Bahkan dalam perang
pun, Rasululloh S.A.W. melarang membunuh binatang dan merusak
tumbuh-tumbuhan...mereka adalah makhluk hidup yang harus di lindungi dan tidak
boleh merusaknya hanya karena alasan duniawi.
Mungkin sebagian kita
berpikir, apa gunanya melakukan itu semua...mereka juga tidak mengerti, padahal
di sinilah...kita di ajarkan, bahwa sebagai makhluk Allah S.W.T., ...mereka
juga punya insting untuk mengerti liku-liku kehidupan yang mereka jalani dalam
dunia binatang.
Kita masih ingat
sebuah kisah di zaman Yahudi sebelum kedatangan Islam, seorang wanita mendapat
azab dari Allah S.W.T. hanya karena mengurung seekor kucing tanpa memberi makan
dan minum selama tiga hari, yang mengakibatkan kucing tersebut mati. Dan juga
kisah seorang laki-laki yang mendapat rahmat dari Allah S.W.T., hanya karena
memberi minum seekor anjing yang kehausan dengan menggunakan telapak tangannya
karena tidak bisa mengambil air untuk diminum dari sumur yang dalam.
Juga Bukhari
meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, "Ketika seorang laki-laki sedang berjalan, dia
merasakan kehausan yang sangat, lalu dia turun ke sumur dan minum. Ketika dia keluar,
ternyata ada seekor anjing sedang menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah
karena kehausan. Dia berkata, "Anjing ini kehausan seperti diriku".
Maka laki-laki itu mengisi sepatunya dan memegangnya dengan mulutnya, kemudian
dia naik keatas dan memberi minum anjing itu. Allah SWT memujinya dan
mengampuninya". Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah kita
bisa meraih pahala dari binatang...?". Maka Beliau SAW menjawab,
"Pada setiap hati yang basah (lembab), terdapat shadaqah...."
Hal yang sama di
sebutkan oleh Rasulullah SAW, “Seorang Muslim tidak menanam tanaman, hingga
memakan dari tanaman itu manusia, binatang atau burung, kecuali merupakan
shadaqah baginya hingga datang hari kiamat.
(Riwayat Muslim)
”Ya Abu
Hurairah...sayangilah semua makhluk Allah, maka Allah akan menyayangimu dan
menjagamu dari neraka pada hari kiamat.” Aku bertanya, “Ya Rasulullah, aku
pernah menyelamatkan seekor lalat yang jatuh ke air.” Jawab Rasulullah SAW,
“Allah mencintaimu...Allah mencintaimu...Allah mencintaimu....”. (Nasihat
Rasulullah SAW kepada Abu Hurairah)
Dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan Muslim, Rasululloh S.A.W. berkata: "Orang yang penyayang
akan di sayangi Alloh, sayangilah makhluk Alloh yang ada di bumi, maka niscaya
engkau akan di sayangi para penghuni langit".
Hamba Alloh yang
memiliki hati yang penyayang terhadap sesama manusia, termasuk juga kepada
binatang dan tumbuh-tumbuhan, maka itu menunjukkan kesucian hati dan kedalaman
iman mereka kepada Sang Pencipta, karena percaya bahwa Allah S.W.T. menciptakan
hewan dan tumbuhan...tentu untuk melengkapi kesempurnaan hidup di dunia ini.
Muezza, Nama Kucing
Kesayangan Rasululloh S.A.W. :
Banyak kisah-kisah
tentang kucing (karena kucing memang binatang yang banyak berkeliaran di
sekitar manusia), bahkan Rasululloh S.A.W. sendiri juga memiliki kucing
peliharaan yang bernama Muezza. Setiap Rasululloh S.A.W. menerima tamu di
rumah, Beliau SELALU menggendong muezza (nama kucingnya) dan di letakkan di
pahanya. Beliau pun bahkan berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan,
layaknya menyanyangi keluarga sendiri.
Salah satu sifat
Muezza yang paling Nabi sukai adalah :
Muezza selalu bersuara
(mengeong) ketika mendengar adzan, seolah-olah suaranya seperti mengikuti
lantunan suara adzan.
Pernah juga saat Rasululloh
S.A.W. mau mengambil jubahnya dan Muezza ketika itu sedang tidur di atasnya,
karena tidak ingin membangunkan kucingnya yang sedang tidur di atas jubahnya,
maka Nabi pun memotong belahan lengan yang di tiduri oleh Muezza, betapa
sayangnya dan mulianya akhlak Rasululloh S.A.W.....
Apabila Rasululloh
S.A.W. pulang ke rumah, Muezza terbangun dan menunduk kepada majikannya. Dan
sebagai balasan, Rasululloh S.A.W.pun membalas dan menyatakan kasih
sayangnya...dengan mengusap lembut ke badan kucing itu.
Rasululloh S.A.W.
menekankan di beberapa haditsnya, bahwa kucing itu tidaklah najis...dan bahkan
diperbolehkan untuk berwudhu dengan menggunakan air bekas minum kucing, karena
memang suci.
Riwayat Hadits Tentang
Rasulullah SAW dan kesucian Kucing :
Hadits Kabsyah binti
Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke
rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Dan pada saat itu, datang seekor
kucing yang ingin minum. Lalu ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu
minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah...”
Abu Qatadah berkata, “Apakah
kamu heran...?”
Ia menjawab, “Ya...”
Lalu, Abu Qatadah
berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Kucing itu tidak
najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan)”.
(HR At-Tirmidzi,
An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dari Ali
bin Al-Hasan...dan Anas yang menceritakan bahwa Rasululloh S.A.W. pergi ke
Bathhan, suatu daerah di Madinah.
Lalu,Rasululloh S.A.W.
berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana...”
Lalu Anas menuangkan
air ke dalam bejana. Dan ketika sudah selesai, Rasululloh S.A.W. menuju bejana.
Namun seekor kucing datang dan menjilati air yang berada dalam bejana tersebut.
Melihat hal itu, lalu Rasululloh S.A.W. berhenti...sampai kucing tersebut
berhenti minum dari air bejana, lalu Rasululloh S.A.W. berwudhu dengan air
dalam bejana yang baru saja di minum oleh se-ekor kucing.
Kemudian Rasululloh
S.A.W. ditanya mengenai kejadian tersebut, maka Beliau menjawab :
“Ya Anas, kucing
termasuk perhiasan rumah tangga...ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada
najis....”
Diriwayatkan dari
Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan, bahwa budaknya
memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah,
tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya.
Sayangnya, setelah
Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur. Datanglah seekor kucing, lalu
kucing tersebut memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut
dimakan kucing, lalu Aisyah membersihkan bagian yang dimakan kucing...dan
Aisyah memakannya.
Rasululloh S.A.W.
bersabda, “Ia (kucing) tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.”
Aisyah pernah melihat Rasululloh S.A.W.berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR
AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni)
Hadis ini diriwayatkan
oleh Malik, Ahmad dan Imam hadis yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah
binatang yang lidah, jilatan, badan, keringat dan bekas dari sisa makanannya
adalah suci bersih.
Lihatlah...begitu luar
biasanya kucing itu, bahkan sampai menjadi hewan peliharaan kesayangan
Rasululloh S.A.W.
Lalu kenapa Rasululloh
S.A.W. yang ummi (buta-huruf), sampai berani mengatakan bahwa kucing itu suci
dan tidak najis...? Jadi, bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing
tidak terdapat najis...?
Jawabannya ada pada
hadits diatas tentang kesucian kucing, sedangkan jawaban yang bersifat ilmiah
dari segi ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut dibawah ini :
Fakta-fakta Ilmiah Dan
Keistimewaan Yang Terdapat Pada KUCING :
Fakta pertama:
Pada kulit kucing
terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga
dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.
Permukaan lidah kucing
tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok
mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk
membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang
jatuh dari lidahnya.
Sedangkan lidah kucing
sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar
dapat membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di
badannya.
Fakta kedua:
Telah dilakukan
berbagai penelitian terhadap kucing dari berbagai perbedaan usia, perbedaan
posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut dan ekor.
Pada bagian-bagian
tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan.
Di samping itu,
dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus diambil juga
cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.
Hasil yang didapatkan
adalah:
- Hasil yang diambil dari kulit
luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
- Perbandingan yang ditanamkan
kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang
diambil dari dinding mulut.
- Cairan yang diambil dari
permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
- Sekalinya ada kuman yang
ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang
dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam
jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan
taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
- Tidak ditemukan kelompok kuman
yang beragam.
Berbagai sumber yang
dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing
tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
Fakta ketiga:
Dan hasil penelitian
kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan
bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih dari manusia.
Bahkan di zaman dahulu
kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan,
selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress.
Komentar Para Dokter
yang Bergelut dalam Bidang Kuman :
Menurut Dr. George
Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali
ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu
akan sakit.
Dr. Gen Gustafsirl
menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, selanjutnya
manusia 1/4 anjing, sedangkan kucing 1/2 manusia. Dokter hewan di rumah sakit
hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat
pembersih yang bemama lysozyme.
Kucing tidak suka air
karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri,
terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll). Kucing juga sangat
menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak
dekat-dekat dengan air. Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya.
Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.
Namun sayangnya
banyak sekali dari kita yang berpandangan negatif seputar binatang ini, ada
yang mengatakan kucing dapat menyebabkan asma karena bulu-bulunya, ada juga
yang bilang kucing terinfeksi toxoplasma.
Padahal kalau teliti
lebih lanjut, toxoplasma itu adalah sejenis bakteri yang dapat
hidup dibinatang apa saja. Catatan dalam penelitian ilmiah para peneliti, Anjing
dan Babi adalah rekor terbanyak hewan yang mengandung penyakit ini.
Tapi kenapa, justru kucinglah yang dijadikan kambing hitamnya...?
Toxoplasma berasal dari infeksi parasit Toxoplasma
Gondii. Adapun penularannya pada manusia melalui empat cara yaitu:
- Secara tidak sengaja memakan
makanan yang tercemari parasit ini. Misalnya kita makan sayuran yang tidak
dicuci bersih dan ternyata parasit toxo telah
mencemarinya.
- Memakan daging sapi, kambing,
babi, ayam, babi atau anjing yang mengandung parasit toxo yang
tidak dimasak dengan sempurna (matang).
- Infeksi melalui placenta bayi
dalam kandungan.
- Seorang ibu hamil yang
terinfeksi toxoplasma bisa menularkan parasit ini pada
janin yang dikandungnya, penularan ini disebut penularan secara
congenital.
- Melalui transfusi darah,
transplantasi organ dari seorang donor yang kebetulan menderita toxoplasmosis.
Toxoplasma bisa menyerang perempuan maupun
laki-laki. Sesungguhnya tak hanya kucing yang bisa terinfeksi parasit Toxoplasma,
karena semua hewan berdarah panas (unggas dan mamalia) sebenarnya juga bisa terinfeksi
sebagai induk semang perantaranya (Intermediate host).
Parasit dari intermediate
host dapat menular hanya jika kita MENGKONSUMSINYA. Bedanya dengan
kucing, Toxoplasma menyelesaikan keseluruhan siklus hidupnya
di usus halus kucing, dan akan dikeluarkan bersamaan dengan feces atau
kotorannya.
Mungkin karena alasan
inilah maka kucing menjadi tersangka utama toxoplasma bagi
sebagian kita. Sementara sapi, kambing, ayam, anjing dan hewan lainnya tidak,
meski sama-sama punya “bibit” Toxoplasma di tubuhnya.
Tips untuk Menghindari
Toxoplasma :
- Sediakan pasir atau tempat
kotoran untuk kucing dan sebaiknya dibersihkan setiap hari. Nah kita juga
harus rajin bersih-bersih, lagian kucing kalau mau pup dipasir SELALU
dikubur, karena kucing itu sendiri adalah hewan yang pemalu. Malah
sebenarnya kalau gak ada pasir atau tanah, kucing akan menahan pup sekuat
tenaga, kalau bener-bener udah gak tahan, terpaksanya pup di pojokan.
Makanya sediakanlah lahan pasir buat kucing
- Cegahlah kucing agar tidak
berburu tikus, burung, lalat dan kecoa (kasih makan makanan yang bersih,
matang dan layak).
- Jangan memberi makan hewan
peliharaan dengan daging, jeroan, tulang dan susu mentah, sebelum di
masaklah terlebih dahulu.
- Setelah mencuci daging mentah
sebaiknya cuci tangan dengan sabun agar tak ada parasit yang tertinggal di
tangan.
- Cucilah tangan dengan sabun
setiap kali hendak makan.
- Hindari memakan daging mentah
atau setengah matang. Makanlah daging yang benar-benar telah dimasak
sampai matang.
- Cuci bersih sayur-mayur dan
buah-buahan yang hendak dikonsumsi mentah sebelum dimakan (dilalap).
- Untuk ibu-ibu hamil, sebaiknya
tidak membersihkan tempat kotoran kucing ataupun mencuci daging ataupun
jeroan selama masa kehamilan. Mintalah bantuan orang lain untuk
mengerjakannya.
- Untuk ibu-ibu yang berencana
untuk hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui ada
tidaknya infeksi Toxoplasma.
- Jika anda memelihara kucing,
latihlah dari kecil kucing tersebut dengan membiasakan buang kotoran pada
tempatnya.
Sedangkan khusus untuk
ASMA, orang biasa mengait-ngaitkannya akibat dengan bulu-bulu kucing. Padahal
belum tentu demikian.
Asma adalah suatu
keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas
terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini
bersifat sementara. Penyakit ini salah satunya dikarenakan kelainan di paru
atau di jantung yang bersifat keturunan (biasanya sejak kecil gejalanya sudah
mulai tampak).
Khusus asma yang
disebabkan kelainan di paru-paru saja, ada yang bersifat intrinsik (dalam tubuh
sendiri), dan ekstrinsik baik psikosomatitik (dipacu beban psikis tertentu)
maupun non-psikosomatitik – biasanya mirip penderita alergi (tak tahan atau
salah tanggapan sistem imun). Dari analisa kemungkinan jenis dan penyebab
sesak, tentulah yang bersifat ekstrinsik yang dapat sembuh dengan menghindari
atau menetralisir pencetus timbulnya serangan asma.
Jadi orang yang kambuh
asmanya itu bukan hanya karena bulu kucing, tetapi bisa juga karena debu, sesak
dalam keramaian, stress, asap, serbuk bunga, udara dingin, olahraga, dll.
Sebenarnya bulu kucing hanyalah menjadi PEMICU, sama seperti faktor-faktor yang
lain.
Sosok Sahabat
Rasululloh S.A.W. Yang Menyayangi Binatang
Salah seorang sahabat
Rasululloh S.A.W. yang meriwayatkan hadits paling banyak adalah Abu Hurairah
r.a. Beliau seorang abid yang sungguh-sungguh dalam setiap menghadiri majelis
ilmu Rasululloh S.A.W.Kebiasaanya mencatat setiap perkataan dan perbuatan serta
keputusan Nabi terus berlangsung meski sempat ada perintah untuk tidak mencatat
apapun selain wahyu Allah berupa Al Qur’an.
Sahabat yang mulia ini
memiliki kebiasaan shoum sunnah yang banyak, mengisi malam harinya dengan
tilawah dan tahajud. Panggilannya yang terkenal adalah Abu Hurairah yang memiliki
arti Bapaknya Kucing. Kenapa ia dikenal sebagai “Bapak Kucing”. Di waktu
jahiliyah namanya dulu Abdu Syamsi ibn Shakhr Ad-Dausi, dan tatkala ia memeluk
Islam, ia diberi nama oleh Rasululloh S.A.W. dengan Abdurrahman. Ia sangat
penyayang kepada binatang dan mempunyai banyak kucing, yang selalu diberinya
makan, digendongnya, dibersihkannya dan diberinya tempat. Kucing itu selalu
menyertainya seolah-olah bayang bayangnya. Inilah sebabnya ia diberi gelar
“Bapak Kucing”.
Pengaruh Kucing dalam
Seni Islam.
Pada abad 13, sebagai
manifestasi penghargaan masyarakat islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran
cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Bahkan di
dunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya
yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga
lainnya.
Kucing “Muqawwamah”,
adalah Kucing Palestina yang Dipenjara di Sel Khusus Di Israel
Jika boleh iri, kaum
muslimin mungkin harus iri kepada kucing Palestina. Pasalnya, ditengah
ketidakmampuan kita ikut membela saudara-saudara kita di Palestina yang kini
sedang berjuang mempertahankan Masjidil Aqsha dari ancaman israel, justru
seekor kucing tampil sebagai pahlawan. Kucing itu dinilai zionis-israel dapat
membangkitkan perlawanan (muqawwamah).
Sebagaimana dikutip
situs www.maannews.net, zionis-israel telah memenjarakan seekor kucing Palestina.
Kucing ini dinilai menjadi penghubung di sel isolasi di kamp tahanan
pejuang-pejuang Palestina di Negev.
Menurut pejabat
israel, kucing tersebut membantu para tahanan dengan membawa barang-barang
ringan seperti surat, roti dan lainnya dari satu sel ke sel lain. Peran itu
dimainkan si kucing selama berbulan-bulan, sebelum akhirnya ketahuan.
Penjaga penjara Negev
lalu menjebloskan kucing itu ke dalam sel khusus. Nah, siapa bersedia menjenguk
kucing yang pintar ini? Adakah kira-kira pengacara dermawan yang akan membelanya...?
....di-ambil dari
berbagai sumber